Penulis : Anissa Sucilawati
Masa-masa yang paling ditunggu setiap orang pastilah masa di mana hari libur datang
setelah berlelah-lelah dengan berbagai kegiatan. Begitu pun bagi para mahasiswa Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang baru saja
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar selama satu semester lamanya ditambah dengan
beberapa tugas penelitian dan lain sebagainya.
Namun di saat mahasiswa lain memilih untuk beristirahat ataupun berwisata dengan
keluarga maupun sahabat, ada beberapa mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam
UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang lebih memilih mengisi liburannya dengan
melakukan magang di berbagai institusi. Salah satu institusi yang dipilih sebagai tempat
magang ialah Dinas Perpustakaan Kabupaten Tangerang.
Dinas Perpustakaan Kabupaten Tangerang berdiri sejak tahun 1997 yang awalnya
berbentuk pojok baca atau perpustakaan khusus dinas/instansi dengan sebutan Taman Baca
Masyarakat (TBM). Dinas Perpustakaan Kabupaten Tangerang sendiri dipilih sebagai tempat
magang karena dinilai bisa memberikan pengalaman belajar di lingkungan pemerintah.
Selama magang di Dinas Perpustakaan Kabupaten Tangerang beberapa mahasiswa
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengerjakan
berbagai kegiatan, mulai dari pengkatalogisasian hingga pengklasifikasian. Sistem yang
digunakan di Dinas Perpustakaan Kabupaten Tangerang sendiri adalah Inlislite yang
memerlukan ketelitian serta ketepatan dalam pengimputan data.
Selain mengklasifikasi buku sesuai DDC, para pemagang pun melakukan selving
buku yang selalu dilakukan setiap bulannya untuk mengklasifikasi buku mana yang masih
layak digunakan di Perpustakaan. Mereka pun melakukan penginputan data ke dalam sistem
Inlislite meliputi pencatatan informasi buku baru serta memastikan data buku sesuai dengan
keadaan buku di Perpustakaan. Dan yang terakhir para pemagang pun berpartisipasi dalam
kegiatan TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosia) yang bertujuan untuk
memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat informasi dan inklusi sosial di masyarakat.
Kegiatan magang yang dilakukan kurang lebih satu bulan ini memberikan wawasan
dan pengalaman yang berharga dalam dunia perpustakaan bagi para pemagang. Mereka
diberikan kesempatan untuk memahami secara mendalam mengenai proses pengelolaan
koleksi perpustakaan dan pentingnya ketelitian dalam pengklasifikasian.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Siska, yaitu “Melalui magang ini saya
mendapatkan banyak ilmu-ilmu bermanfaat dan dapat mempraktekkan secara langsung, teori-
teori yang sudah dipelajari di kelas. Para tenaga kerjanya baik dan ramah, serta membimbing
saya dengan sangat baik. Lalu ruangan perpustakaannya juga nyaman. Semoga ke depannya
dapat menjadi perpustakaan yg lebih baik dan lebih dikenal masyarakat, serta semoga
kedepannya masyarakat jadi lebih tertarik dengan perpustakaan-perpustakaan di sekitarnya.”
Selain itu ada pula kesan dari Syahrul, yaitu “Kegiatan magang sangat seru dan
menyenangkan. Saya bisa mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan perpustakaan
seperti katalog, klasifikasi, pemeliharaan buku serta pengelolaan buku. Perpustakaannya juga
bersih dan nyaman jadi memungkinkan saya ketika lelah untuk tidur siang. Serta pustakawan
di sana dengan senang hati membagi ilmu dan pengalamannya yang tentunya sangat berharga
bagi saya.”
Dengan adanya kegiatan magang sebagai pengisi masa libur semester ini sendiri
merupakan kesadaran mandiri dari para mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, baik itu untuk nilai di mata kuliah magang semester 6,
sebagai sarana hiburan, mencari relasi, pengalaman atau lain sebagainya. Maka dari itu
kegiatan magang di masa libur semester ini tidaklah menjadi sebuah beban bagi para
mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
karena kegiatan ini sendiri merupakan pengajuan pribadi tanpa adanya paksaan atau
kewajiban.